Sabtu, 16 Oktober 2010

Jalan Martadinata Ambles

Jalan Martadinata Ambles, Si Manis Mariam Marah?

Jumat, 17 September 2010 - 5:43 WIB

TANJUNG PRIOK (Pos Kota) – Amblesnya Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara, letaknya persis di bibir Jembatan Solo Bone. Bagi warga Tanjung Priok jembatan dan jalan yang ambles ini mempunyai banyak kisah misteri sejak puluhan tahun lalu hingga kini.

Bahkan bagi warga Volker, jembatan tersebut kerap membawa berkah, karena setiap harinya orang yang melintas selalu membuang uang recehan logam dengan berbagai macam tujuan, ada yang katanya sebagai buang sial, atau ada juga bagian dari kepercayaan jika buang uang ke jembatan itu keesokannya akan membawa berkah.

Jembatan Solo Bone, menurut cerita orangtua asli penduduk setempat dipercaya sebagai tempat peristirahatan Mariam atau lebih dikenal dengan si Manis Jembatan Ancol. Namun karena di sepanjang Jalan RE Martadinata ada juga jembatan yang diberi nama Goyang ini, lebih populer karena letaknya persis di pintu masuk Ancol, padahal sesungguhnya di jembatan Solo Bone inilah kisah awalnya cerita si Manis Jembatan Ancol.

Sekitar tahun 60-an, di Jembatan Solo Bone ini yang letaknya persis ambrolnya jalan sepanjang 100 meter lebih tersebut sarat dengan cerita yang dialami maupun disaksikan orangtua sesepuh warga Volker. Satu diantaranya, tahun 60-an ketika daerah tersebut masih berupa empang-empang (tambak) dan rawa-rawa, seorang pendayung perahu pernah bertemu dengan Si Manis naik perahu tengah malam-malam dan membayarnya dengan daun.

Tidak hanya itu, jalan yang ambles tersebut bahkan menurut warga yang juga saksi pernah terjadi peristiwa seorang warga keturunan Tionghoa, menceburkan diri dari atas Jembatan Solo Bone tersebu karena melihat ada wanita cantik berkerudung putih memanggilnya.

Bahkan oleh keluarganya, lokasi pria yang bunuh diri dengan meloncat di Jembatan Solo Bone ini dibuatkan kuburan yang lebih dikenal Tepekong ini. Batu nisan yang dicat warna merah hingga kini masih tampak terlihat jelas di jembatan tersebut.


Hampir seminggu sekali keluarga dari pria Tionghoa ini mendatangi Tepekong dengan membawa berbagai macam sesajian mulai dari ayam bakar, berbagaimacam buah-buahan jeruk, apel dan lainnya hingga nasi putih dengan beberapa lauk pauknya. Keluarga ini meyakinkan kalau pria Tionghoa ini menjadi penghuni atau pasangannya si Mariam Jembatan Ancol.

Hal itu dikuatkan dengan seringnya muncul buaya buntung tanpa ekor berwarna putih (buaya putih) yang diidentikan adalah jelmaan dari pria tersebut. Bahkan tidak hanya satu dua orang yang sering melihat buaya ini muncul, tapi sudah puluhan bahkan ratusan orang warga setempat mengaku sudah pernah melihat buaya buntung tersebut.

Oleh karenanya, warga setempat kini mulai mengenang kembali kisah Si Manis Jembatan Ancol dan Buaya Buntung putih dengan mengait-ngaitkan ambruknya Jalan RE Martadinata persis dibibir Jembatan Solo Bone (jembatan Ancol ) ini.

Bahkan sebelum dikerjakan proyek peninggian jalan itu, beberapa warga mengingatkan kepada a pekerjanya agar memotong kepala kerbau atau melakukan ritual di tempat tersebut, namun banyak yang tidak mempercayainya, sehingga ada cerita tersendiri di balik ambruknya jalan itu bahwa penghuninya buaya buntung dan Si Manis marah hingga menghempas separuh bagian jalan tersebut.

Sebab amblasnya jalan tersebut sedang tidak dilalui satu kendaraanpun, selain itu, air laut sedang surut. Padahal jika dilihat beberapa jam sebelumnya atau di bawah pukul 21:00 hingga siang harinya jalan itu dilalui ribuan kendaraan berat seperti trailer dan mobil pribadi dan motor, tapi tidak amblas, justru saat pagi buta pk.03:00 jembatn itu amblas, sama seperti munculnya buaya buntung dan Si Manis pada jam-jam tersebut. (dwi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar